Pemimpin adalah kata yang tidak asing bagi kita, Namun, saat ini kita sedang berada dimasa dimana kita kekurang pemimpin-pemimpin yang mempunyai mental yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh negara. Pemimpin yang dibutuhkan bukan sekedar mampu bertindak, namun pemimpin yang memiliki yang benar-benar peduli kepada bangsa dan negaranya dan itu dimulai dari lembaga kecil. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk mepimpin karena ini memang sebuah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Ketika seseorang telah berhasil memimpin dirinya maka Ia punya potensi yang besar untuk memimpin suatu lembaga. Untuk lebih lanjut mengenai pemimpin, berdasarkan Pancasila bahwa pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya Tut Wuri Handayani Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Merujuk pengertian pemimpin menurut Pancasila, bahwa setiap orang yang mempunya mental pemimpin adalah mereka yang mampu untuk mendorong, menuntun dan membimbing sesamanya dan lembaga yang ia pimpin. Untuk itu ketika setiap orang yang mempunyai potensi untuk memimpin namun tidak mengembangkan potensi itu maka pemimpin yang terlahir akan semakin sedikit jumlahnya dan akan berakibat pada nasib bangsa dan negara kedepannya. Dunia akan senantias berubah, pemimpin baru akan menggantikan pemimpin lama, itu akan terus berulang. Kenyataannya sekarang pemimpin-pemimpin yang lahir hanya sedikit yang mampu untuk membawa perubahan, banyak diantara mereka pemimpin yang tidak sanggup membawa kebaikan kepada lembaga yang dipimpinnnya, sebagai contoh korupsi, kolusi dan nepotisme adalah hal-hal yang umum yang dapat meruntuhkan jiwa dan mental kepimimpinan yang dimiliki oleh seorang yang sedang memimpin. Kepemimpinan masa sekarang dilahirkan dari pemuda masa lalu dan pemimpin masa depan dilahirkan dari pemuda sekarang. Pemuda yang berpotensi jadi pemimpin menggantikan generasi pemimpin lama akan senantiasa muncul dengan segala visi misi dan ideologinya masing-masing. Namun, saat ini banyak pemuda yang mecitrakan dirinya apatis, ego yang tinggi, dan tidak memikirkan nasib bangsa dan negaranya kedepan. Ini tentu sangat mengkhawatirkan, ketika generasi yang digadang-gadang sebagai agen perubahan yang diharapkan mampu menciptakan inovasi dan kreasi bagi bangsa dan negaranya dihambat oleh sifat-sifat pemuda ini sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak sesuai dengan kriteria dan mental kepemimpinan. Untuk itu, jiwa kepemimpinan pemuda yang mempunyai potensi perlu dipersiapkan sangat matang dari dalam diri pribadi pemuda itu sendiri. Pemuda harus memiliki mental dan pola pikir mindset yang baranggapan bahwa negeri ini harus terus diperbaiki, dikembangkan dan butuh inovasi baru. Dengan itu pemimpin-pemimpin muda akan terus dilahirkan, akan terus ada dan akan terus membuat bangsa dan negara ini semakin baik dan manjadi harapan besar bagi rakyat yang nantinya akan di pimpim dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh pemuda. Beberapa hal yang harus di dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyatukan persepsi tentang urgensi peran pemuda nantinya saat adanya peralihan kepemimpinan sebagai solusi atas kebutuhan dan tuntutan bangsa dan negara ke depannya. Para pemuda pun harus secepatnya mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan, karena setiap masa yang dinamis pasti selalu ada regenerasi dari generasi tua ke generasi muda. Tak sampai di situ, para pemuda sebagai calon pemimpin masa depan harus sadar akan peran mereka yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Proses pembentukan mental dan karakteristik pemimpin dari kalangan pemuda yang berbeda-beda akibat adanya perbedaan daerah asal dan lingkungan masing-masing. Untuk itu pada saat pemuda ada di lembaga pendidikan setingkat universitas adalah masa dima pemuda itu belahar dan terbetuknya jiwa-jiwa kepeminpinan yang sebebarbya sebagai modal kepemimpinan yang di butuhkan bangsa kedepannya. Bukan hanya sebagai mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan akademik saja. Namun, pemuda harus mampu dan dapat memliki pengatahuan keorganisasian dan pemahaman kepemimpinan sebagai dasar mereka dalam memimpin lembaga-lembaga besar. Kita tentu tahu perkataan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno tentang pemuda yaitu "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia." Maka dapat kita simpulkan bahwa pemuda lah yang dapat memberikan gebrakan baru terhadap bangsa dan negara bahkan dunia. Banyak diantara generasi muda yang masih belum bisa menentukan masa depannya sebagai pemimpin aau sebagai yang dipimpin. Mereka yang dianggap mampu secara tersirat namun masih memiliki mental-mental pragmatis yang menginginkan hal-hal yang bersifat instan dalam kempeminpinan yang diembannya. Kampus merupakan salah satu lembaga di mana pembangun karakter pemuda yang berstatus mahasiswa dapat dibangun lebih dalam lagi. Disinilah para pemuda terjun lebih dalam lagi dalam memperoleh pengalaman dalam meminpin baik dalam organisasi kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa UKM. Organisasi dan UKM merupakan sarana bagi pemuda yang bersatus mahasiswa dan yang sangat berperan dalam meningkatkan potensi yang dimiliki, dan sebagai wadah implementasi dari segala ilmu yang pemuda dapatkan dan sebagai peraktek kepemimpinan langsung dari pengalaman dan ilmu yang elah mreka dapatkan. Dalam organiasi pemuda mendapat wawasan yang lebih tentang kepeminpinan, cara berpikir yang lebih ke pada kepenting bersama, kemampuan sosialisasi dan manajemen kepemimpinan. Dan di kampus adalah salahstu tempat dimana para para calon pemimpin masa depan yang berasal dari kalangan pemuda dapat berinteraksi dan beraktualisasi bagi linkungan sekitaranya. Sebagai seorang calon pemipin, pemuda harus dapat menjadi pribadi yang aktif, kreati dan tanggap serta kritis sebagai modal awal untuk menjadi seorang calon pemimpin. Namun, timbul sebuah pertanyaan bagaimana masa depan bangsa ketika calon pemimpin dari kalangan muda ketika mereka memilki ego yangtinggi dan cenderung apatis dan pasif kepda linkungan sekiratnya? Untuk itu dengan adanya organisasi yang ada ditengah tengah pemuda khususnya mahasiswa sebagai alat untuk pendorang agar dapat lebih peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar hingga dibenak para pemuda timbul pola pikir menjadi seorang pemimpin bagi nusa dan bangsanya. Dan diharapkan serta terus di inisiasi kepada para pemuda untuk mulai memiliki jiwa kepemimpinan dan segera mengembangkan serta mengasahnya, karena jiwa pemimpin memang mungkin dapat dikatakan sebagai bawaan lahir tetapi kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan sebuah persiapan yang matang dan pembelajaran yang maksimal dari pribadi diri sendiri. Untuk itu cermian pemuda sekarang mentukan keberasilan kepemimpinan pemuda di masa depan. KEMBALI KE ARTIKEL
Pemuda Masa Kini, Pemimpin Masa Depan. Tak terasa 28 Oktober tiba lagi Gan Sis, Masih ingatkah apa yang pernah terjadi di tanggal tersebut? Agan dan sista pasti tau tentang hal yang terjadi di tanggal tersebut yaitu Sumpah pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928, dimana sumpah pemuda di masa itu adalah hasil keputusan bersama kongres pemuda“Menjadi pemimpin tidak mudah. Lebih sulit lagi menjadi pemimpin yang baik. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari, bahwa mereka tidak layak menjadi seorang pemimpin” Pemimpin akan mengetahui tentang bagaimana suatu bangsa untuk mencapai tujuan. Tapi bagaimana dengan kondisi yang ada saat ini?. Dinamika kepemimpinan saat ini tak ubahnya adalah suatu ladang yang luas untuk meraih keberhasilan sesaat tanpa memperhatikan faktor-faktor teknis dan kondisi dimasa yang akan datang. Menurut Fatturchman dalam Markus Eko Susilo dalam kompasiana 28/5/2011, berpendapat bahwa pola kepemimpinan tidak banyak berubah. Namun tuntutan masyarakat yang banyak berubah sejalan dengan perubahan zaman. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tuntunan masyarakat dengan kondisi kepemimpinan Indonesia. Berkembangnya IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan globalisasi, menyebabkan bangsa seakan mengikuti perubahan. Pemimpin dan masyarakat harus mampu menghadapi ini agar tercipta titik temu antar keduanya. Krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini telah membumi di Indonesia menjadi problematika sendiri. Orientasi kepemimpinan Indonesia saat ini memang prospeknya kurang luas dan jauh . Menurut Markus Eko Susilo dalam kompasiana 28/5/2011 mengenai krisis kepemimpinan di Indonesia saat ini “Kondisi moral, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sedang ada di Indonesia saat ini memang membuat krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan Indonesia saat ini. Perbedaan pandangan dan tanggapan membuat orientasi pemimimpin Indonesia sebagai aktor dan sutradara dalam pencapain cita-cita bangsa menjadi bercabang dan tidak punya arah yang jelas.” Paradigma tentang pemikiran seorang pemimpin saat ini para yang menjadi pengelola negeri ini masih berkutat pada “power oriented” orentasi kekuasaan semata, bukan berbicara menyangkut “Achievement Oriented” yakni kepemimpinan yang berbasis prestasi dan “Visioner Oriented” yakni kepemimpinan dengan visi kedepan. Karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia pada pemimpin memang sulit untuk dinilai tetapi hal ini kan tercermin pada perilaku dan hasil serta prospek kebijakan kedepannya. Selain itu pemimpin tidak mempunyai pandangan yang lebih jauh untuk Indonesia kedepan, memang kepimpinan saat ini dapat dikatakan tidaklah baik maupun tidaklah buruk tetapi jika dilihat dari prosek jauh ke depan kepemimpianan saat ini belumlah menjangkau hal tersebut. Peran pemimpin memang sangatlah utama dalam setiap kebijakan yang akan dikembangkan untuk menuju suatu cita-cita bangsa. Di sini pemimpin haruslah mampu melihat celah dimana cita-cita bagsa tersebut dapat diarahkan ke orbitnya dan dimana posisinya. Pemimpin harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur yang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah kelak dikemudian hari. Pemimpin juga harus mampu menghadapi kondisi bangsa pada saat krisis sekalipun. Dalam kondisi seperti ini pemimpin harus dapat mencari celah agar dapat keluar dari krisis tersebut. Menurut Markus Eko Susilo 28/5/2011 Pemimpin harus berani menjadikan kritik sebagai sarana untuk bangkit bukan justru sibuk memberi klarifikasi akan kegagalanya. Sebagai generasi bangsa yang menjadi ujung tombak dan perwakilan bangsa, pemimpin diharapkan dapat mengarahkan bangsa kepada cita-cita yang luhur di masa depan. Karakter dan pandangan hidup kedepan adalah salah satu tonggak dan langkah bagi seorang pemimpin utuk melangkah dan memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa ini walaupun dia tidak akan merasakan hasil kepemimpinannya. Bangsa Indonesia membutuhkan seorang yang berkarakter dan visioner untuk memimpin bangsa ke depan menurut Ahmad Syafii Maarif;2012. Sosok itu siap mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok, berani ambil risiko, serta mau bekerja nyata untuk memajukan dan menyejahterakan kehidupan bangsa. Tapi dengan sampai saat ini belum muncul pemimpin yang bersikap seperti itu. Maka akan timbul pertanyaan, bagaimana mencari pemimpin yang berkarakter dan visioner untuk Indonesia kedepan? Siapa yang akan mengisi posisi tersebut di kemudian hari? Dan berkarakter dan visioner seperti apakah yang pantas menjadi pemimpin bangsa? Pertanyaan ini hengdaknya dan pantas dijawab oleh mahasiswa sebagai agent of change dan tumpuan masa depan bangsa untuk membangun peradaban yang lebih maju lagi. Mahasiswa dan Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kapasitas untuk menerjemalhkan visi dalam realita. Definisi tersebut dinyatakan oleh dalam Werren Bennis dalam Covey 2004;74 dengan ini berarti kepemimpinan adalah pencapain tujuan yang telah ditetapkan yang sebelumnya membuat visi terlebih dahulu. Selain itu Walters dalam Semuil Thiharjadi 9;2007 menambahkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu seni tersendiri yang dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati, kepemimpinan itu bersifat dinamis dan situasional. Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membawa bangsa Imdonesia kedepan lebih baik lagi. Mahasiswa adalah golongan muda yang harus mampu membawa Indonesia menuju cita-cita bangsa. Mahasiswa sebagai intelektual muda dan aset utama bangsa ini untuk melangkah ke depan. Kalau dihubungkan dengan kepemimpinan, mahasiswa adalah salah satu calon pemimpin dan penerus bangsa ini. Hal ini sering diserukan oleh masyarakat padahal perlu digaris bawahi dan diperhatikan “belum tentu setiap mahasiswa cakap dalam menjadi seorang pemimpin.” Ir. Sukarno pernah berkata “Berikan saya 10 orang pemuda, akan saya ubah dunia”. Dalam pepatah arab juga dikatakan “syubbanul yaum rijaalul ghod pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”. Atau ada juga istilah lain yang mengatakan bahwa pemuda adalah tombak perjuangan bangsa. Beberapa ungkapan tersebut sama-sama menunjukkan bahwa ternyata pemuda mempunyai peranan penting dalam memperjuangkan bangsa. Pemuda adalah generasi masa depan yang dengan tangannya diharapkan dapat mengubah bangsa menuju bangsa yang bermoral dan beradab serta bangsa yang mempunyai peradaban yang maju Muhammad Rajab ; 2012. Mahasiswa sebagai generasi intelektual muda. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang seharusnya memiliki visi, misi dan tujuan yang ideal dalam membangun dan memajukan peradaban bangsa. Segala tingkah laku dan perbuatannya pun didasarkan pada kaidah ilmiah dan menggunakan akal pikiran serta logika yang jernih dan komprehensif, meskipun pada kenyataanya tidak semua mahasiswa seideal itu. Semua itu menjadi tolak ukur dan pandangan ke depan agar seluruh mahasiswa di Indonesia menjadi calon pemimpin yang ideal yang akan memimpin bangsa ini dimasa yang akan datang. memang tidak dapat dilepaskan lagi. Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa yang nyata untuk Indonesia ke depan. Indonesia 2030 Indonesia akan terus maju dan berkembang seiring dengan perkembangan masa. Visi Indonesia 2030 ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum tahun 2007 lalu. Sesuai dengan hal yang diungkapkan tyayasan Indonesia Forum visi Indonesia 2030 dibangun dengan optimisme yang rasional. Rasa optimis lahir dari cara memandang masa depan bangsa yang lebih baik, yang merupakan modal memacu semangat. Dasar rasional dibentuk melalui proses yang terarah yang didasarkan pada kajian yang komprehensif, mendalam dan bertanggung jawab secara ilmiah. Kesemuanya diciptakan melalui sinergi tiga komponen pengusaha, birokrasi dan akademisi. Pemerintah sendiri menyiratkan bahwa mereka mulai bergeliat dengan visi Indonesia 2030. Tetapi hal ini juga juga harus menjadi perhatian, utamanya mahasiswa agar mau berpikir realistis untuk visi Indonesia 2030. Mahasiswa akan menjadi titik sentral dalam hal ini tahun 2030 adalah waktu yang bisa dibilang waktu yang tidak lama untuk sebuah bangsa. Indonesia 2030 adalah suatu pencapaian dari visi yang telah dirancang tadi. Mahasiswa yang menjadi titik point untuk meneruskan gerakan ke arah tersebut harus selalu berperan aktif. Mahasiswa juga agent of change yang harus membawa Indonsia menuju visi 2030. Melalui pemikiran dan praktik tentang kepemimpinan Indonesia ke depan maka akan mucul hasil untuk pencapaian Indonesia 2030. Visi Indonesia 2030 menginginkan Indonesia menjadi negara yang maju dalam segala hal. Menurut Yayasan Indonesia Forum ada 4 elemen kunci ketercapain Indonesia 2030 Pertama, Kepemilikan yang kolektif dan inklusif. Visi 2030 ini hanya akan dapat terwujud jika semua komponen bangsa merasa memiliki dan dengan penuh kebersamaan berupaya mewujudkannya untuk kepentingan bersama. Kedua, Kelembagaan yang kuat dan efektif. Termasuk tersedianya administrasi yang rapi dan birokrat yang efektif, lembaga legislatif yang bertanggung jawab, lembaga yudisial yang independen, sektor swasta yang kreatif serta media yang mandiri dan bertanggung jawab. Semua lembaga ini hendaknya saling mendukung dan bukan saling menjatuhkan. Ketiga, Kepemimpinan yang baik. Para pemimpin yang diperlukan adalah yang punya visi, cakap dan jujur serta punya komitmen yang kuat terhadap bangsa bukan pada kepentingan partai maupun kepentingan pribadi. Keempat, Konsensus masyarakat dan kerekatan sosial social cohesiveness. Konsensus ini sangat diperlukan agar masyarakat mendukung kepemimpinan dan pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan untuk mencapai Visi 2030. Dukungan ini lebih penting lagi manakala dibutuhkan pengorbanan pada perjalanan menuju 2030. Mahasiswa adalah bagian penting pencapaian tersebut. Mahasiswa, calon pemimpin bangsa dan sebagai motor pencapaian Indonesia 2030. Peran mahasiswa pada visi Indonesia 2030 adalah sebagai pengarah dan aktor utama. Melalui kepemimpinan dengan visi Indonesia untuk 2030 akan tercapai secara maksimal, tetapi, tergantung bagaimana kepemimpinan tersebut dilaksankan oleh mahasiswa sebgai pionirnya. Kepemimpian Visioner dan Berkarakter untuk Indonesia 2030 Secara sederhana visi menurut Burt Nanus dalam Joko Widodo 37;2007 adalah pernyataan tujuan ke mana organisasi akan dibawa sebuah masa depan yang lebih baik, lebih berhasil, atau lebih diinginkan dari kondisi sekarang. Visi tersebut dituangkan dalam pernyataan misi merupakan keputusan utama yang melandasi keputusan-keputusan lainnya. Kepepimpinan yang mempunyai visi atau kepemimpinan visioner yang lebih baik untuk adalah kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki sepuluh kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu 1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai. 2. Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. 3. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana. 4. Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu 5. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”. 6. Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran. 7. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi. 8. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu. 9. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi. 10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut. Kepemimpian visioner sangat dibutuhkan oleh bangsa untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju lagi. Pemimpin visioner adalah seorang ujung tombak perubahan organisasi dalam hal ini adalah bangsa Indonesia untuk masa depan. Selain dengan visioner, kepemimpimpinan yang baik adalah kepemimpinan dengan kepemimpinan dengan karakter. Karakter adalah nilai-nilai yang terpatri dalam diri manusia melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, dan pengaruh lingkungan dipadukan dengan niali-niali dalanm diri manusia sehingga menjadi semacam nilai intrinsic yang mewujud dalam sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku manusia Soemarno Soedarsono;2010. Kepemimpian karakter adalah kepemimpinan dengan kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak, atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain. Peminmpin yang dimaksud disini adalah kepemimpina yang mempunyai karakter bangsa Indonesia seperti tercermin dengan pengertian kepemimpinan dengan karakter diatas. Kepemimpinan haruslah mempunyai karakter karena pemimpin yang berkarakter akan membawa suatu bangsa pada suatu perubahan moral dan karakter untuk menuju cita-cita bangsa. Menurut Elias Sumandi Dabur dalam kompasiana 2/9/2011 karakter dalam kepemimpinan adalah kredibilitas, kejujuran, integritas, kebijaksanaan, dan pengorbanan. Karakter-karakter inilah yang akan menjadi pilar dan fondasi utama kepemimpinan sekaligus dasar di mana hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dibangun Karakter memang akan sulit jika dinilai secara pribadi. Perlu pemahaman khusus untuk mengerti kakrakter yang tepat bagi setiap pemimpin bangsa utamanya bangsa Indonesia. Dibawah ini kriteria pemimpin yang berkarakter menurut hasil pemahaman saya 1. Harus jujur pada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. 2 Memiliki sifat empati. 3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur dan lugas. 4. Bersikap transparan dalam kondisi kepemimpinan dan ammpu menghormati orang lain. 5. Memiliki kecerdasan, cermat, tangguh dan kerja keras baik secara EQ maupun SQ agar dalam pelaksanaan pekerjaannya menjadi professional. 6. Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. 7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya diri, inovatif, dan mobilitas. Berkarakter dan visioner adalah calon pemipin yang sangat ideal untuk mewujudkan visi Indonesia 2030. Karakter yang menjadi jiwa bangsa yang berbudaya unggul diharapkan menjadi identitas dan jati diri bangsa- negara Indonesia serta kepemimpinnan dengan prospek jauh atau visioner telah diwariskan oleh The Founding Fathres kita. Mereka telah menunjukakan bagaimana kepemmpinan yang visioner dan berkarakter itu. Mahasiswa sebagai intelektual muda, calon pemimpin bangsa harus memiliki ciri-ciri seperti itu. Mahasiswa yang akan membawa Indonesia pada visi 2030. Mahasiswa sebagai cetakan dari hasil belajar mereka, dengan proses belajar mahasiswa akan menjadi penerus bangsa yang berkarakter dan mengembangkan visi serta cita-citanya di masa depan untuk Indonesia lebih baik. Mahasiswa adalah mewarisasi budaya pembelajar dari Founding Fathres yang akan membawa perubahan Indonesia untuk visi Indonesia 2030 nanti. Dengan semakin majunya perkembangan zaman dan cara pembelajaran serta pemikiran mahasiswa, masa deapn Indonesia adalah di tangan generasi mudanya utamanya mahasiswa. Bukan benda hasil ciptaan ataupun prestasi belaka, tetapi salah satunya adalah kepemimpiann yang berkarakter adn visooner dari mahasiswa yang akan membawa Indonesia tidak hanya untuk visi Indonesia 2030 tetapi untuk masa depan Indonesia selanjutnya. Permasalahan yang ada dalam dinamika kepemimpinan Indonesia saat ini adalah problematiaka bangsa yang harus diselesaikan. Orientasi pemimpin saat ini haruslah ke depan agar bangsa ini akan tetap ada untuk masa yang akan datang. Kesenjangan antara pemimpin dan yang dipimpin memang menjadi problem tersendiri dalam kepemimpinan Indonesia. Harusnya kepemimpinan Indonesia saat ini adalah kepemimpinan yang mempunyai visi kedepan dan berkarakter bangsa yang kuat seperti The Founding fathers kiata, agar cita-cita luhur bangsa akan dapat tercapai dengan baik. Kepemimpinan yang baik adalah modal utama agar setiap tujuan utama bangsa akan diarahkan oleh pemimpin sebagai perwakilan bangsa. Mencari pemimpin yang bagaimana yang akan membawa Indonesia kepada cita-cita luhurnya yaitu kesejahteraan rakyat?. Model pemimpin yang seperti apakah, itulah sesungguhnya yang dicari oleh Indonesia untuk menuntun Indonesia ke depan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang senantiasa berfikir untuk masa depan bangsa adalah aset utama untuk hal tersebut. Mahasiswa adalah generasi muda yang merupakan calon pemimpin bangsa yang akan membawa Indonesia kepada cita-cita luhurnya. Mahasiswa dan kepemimpinan adalah salah satu hubungan yang tidak akan dipisahkan. Jika melihat masa depan, kaum yang “terpelajar” yang akan membawa kepada masa depan Indonesia. Kunci masa depan Indonesia adalah di golongan muda, maka bisa dikatakan mahasiswa sebagai golongan muda maka akan membawa Indonesia ke masa depan dan cita-cita bangsa. Visi Indonesia untuk 2030 adalah tujuan Indonesia yang akan dicapai untuk Indonesia kedepan. Mahasiswa sebagai generasi muda adalah salah satu kunci untuk membawa Indonesia untuk masa depan, maka mahasiswa akan berperan penting dalam hal ini. Peran yang bagaimana? yaitu ketika mahasiswa menjadi pemimpin bangsa untuk membawa ke visi Indonesia 2030. Visi Indonesia 2030 yang ingin membawa kepada kesejahteraan Indonesia maka mahasiswa akan pantas sebagai leader untuk hal itu. Kaum intelektual muda adalah sumber daya yang sangat penting untk visi Indonesia 2030. Banyak cetakan atau blueprint yang dapat dihasilkan oleh mahasiswa untuk visi Indonesia 2030, dengan kepemimpinan adalah hal yang sangat penting dalam pencapaian visi. Mahasiswa sebagai calon pemimpin adalah adalah satu harapan bangsa untuk mencapai visi Indonesia 2030. Kepemimpinan yang visioner dan berkarakter adalah kunci untuk mencapai kepemimpinan yang baik dan akan membawa Indonesia kepada masa depan. Visioner berati mempunyai pendangan untuk masa depan khususnya untuk masa depan Indonesia dan hal ini sangat berkaitan dengan pencapain visi Indonesia. Visioner haruslah ada dalam jiwa kepemimpian Indonesia adalah hal yang sangat urgent agar ada kejelasan pencapain cita-cita bangsa dan visi Indonesia. Kepemimpian visioner haruslah didampingi dengan karakter bangsa Indonesia pada pemimpin tersebut. Kepemimpinan dengan karakter adalah hal yang harus ada dalam jiwa pemimpin, karena karakter akan memcerminkan pribadi dan akan mewujudkan kepemimpinan Indonesia yang sehat. Kepemimpinan Indonesia yang berkarakter dan visioner tentunya akan membawa Indonesia untuk pencapaian visi ke depan. Visi Indonesia 2030 dan mahasiswa sangatlah berhubungan. Hal ini akan dihubungkan dengan kepemimpinan yang akan dilakukan oleh mahasiswa sebagai calon pemimpin untuk menjalankan visi Indonesia 2030. Kepemimpinan yang akan dilakukan mahasiswa untuk membawa kepada visi Indonesia 2030 adalah dengan kepemimpian visi dan berkarakter. Kepemimpinan dengan model seperti ini akan berpandangan jauh dan sehat adalah kunci untuk membawa visi Indonesia 2030, dan mahasiswa yang akan menjadi pemimpin haruslah memiliki visi dan karakter. Visioner yang berpandangan jauh dan karakter yang sehat serta diolah dengan sebuah kepemimpian generasi muda intelektual melalui mahasiswa tentunya akan membawa Indonesia kepada visi 2030 dan tidak hanya 2030 tetapi untuk visi dan cita-cita Indonesia lebih jauh. TM DAFTAR PUSTAKA Covey, Stephen 8th Habit From Effectivity to YorkFree Press. Soedarsono, Diri, Karakter dan Jati Diri Sekretariat Negara RI Vol 15 51-98 Tjiharjadi, Be a Great Offest Widodo, Publishing diunduh tanggal 10 mei 2012 diunduh 10 Mei 2012 di unduh tanggal 10 mei 2012 tanggal 10 mei 2012 diunduh tanggal 10 mei 2012
Pembahasan Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan olehpenulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana .Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.Permasalahan yang sesuai dengan topik karya tulis tersebut adalah Pemuda yang bagaimanakah yang mampu memimpin pemerintahan masa depan?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pembukaan Pemuda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga terbitan Balai Pustaka berarti orang muda; remaja. Sedangkan kata remaja berarti mulai dewasa. Dan dewasa berarti sampai umur; akil baligh bukan kanak-kanak atau remaja lagi. Dalam suatu masyarakat kita dapat menemukan tingkatan umur manusia. Bayi, anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua. Berbicara tentang pemuda, kita tidak juga akan menemukan makna semangat dalam membicarakannya. Masa muda adalah masa yang penuh dengan ujian. Siapa yang semangat dan berhasil dalam segala ujian di dalam masa muda tersebut maka selamatlah dalam menghadapi masa tua. Setiap zaman mempunyai seorang pemimpin. Zaman memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, Indonesia dipimpin oleh generasi Ir. Soekarno, Drs. Mohd. Hatta, Syahrir, Adam Malik, dan banyak tokoh nasional yang lain. Dan pada masa Reformasi, Indonesia dipimpin oleh KH. Abdurrahman Wahid dan generasinya seperti Ir. Akbar Tanjung, Prof. DR. Amien Rais, Prof, Ir. BJ. Habibie, Hj. Megawati, dan banyak lagi tokoh zaman sekarang yang dulunya pada zaman Ir. Soekarno adalah para pemudanya. Pemuda sekarang akan lain dengan para pemuda zaman dulu yang sekarang menjadi para pemimpin bangsa. Kekuatan dan kekekalan suatu bangsa terletak di tangan para pemudanya. Apakah bangsa itu akan menjadi sebuah bangsa yang rusak dan amboradul, atau menjadi bangsa yang tetap jaya. Pemuda Sebagai Wajah Bangsa Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah yang akan menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu nantinya. Karena bagaimana pun, pemuda adalah kader bangsa yang harus terbina dengan segala bentuk pendidikan. Baik itu pendidikan kejiawaan Psykologi sampai pendidikan politik. Jangan sampai pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memerhatikan masa depan para pemudanya. Apalagi hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan saja. Pemuda dan Kepemimpinan Seorang pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di tangannya. Karena asas Kepemimpinan adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri kepemimpinan yang baik adalah, satu, pemimpin berilmu, berakhlak, berintegritas, professional dan pandai; dua, pemimpin membuat keputusan dan bertangguing jawab atas keputusannya; tiga, pemimpin menetapkan yang betul; empat, pemimpin dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi; lima, pemimpin harus bersedia mendengar dan berlapang dada; enam, pemimpin dapat memberi semangat dan motivasi; tujuh, pemimpin menjadi contoh; delapan, pemimpin pemegang obor pemikiran dan tindakan. [1] Oleh karena itu seorang pemuda perlu mengetahui pengetahun tentang kepemimpinan. Dari apa itu pemimpin, ciri-ciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Diantara kepandaian yang harus dikuasai adalah, satu, pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu –keperluan diri sendiri dan kerja; dua, pandai mendengan dan menghormati; tiga, pandai memperoleh informasi; empat, pandai menganalisa dan membuat keputusan; lima, pandai bermusyawarah; enam, pandai mengatur keuangan; enam, pandai berkomunikasi; tujuh, pandai akan teknologi; delapan, pandai dalam pengucapan awam dalam bermasyarakat; sembilan, pandai menulis dan mendokumentasi. [2] Begitulah kiranya beberapa poin yang perlu dikuasai oleh para pemuda sekarang agar dapat meneruskan perjuangan mempertahankan dan memajukan bangsa dan negara. 1 2 3 4 5 6 Lihat Lyfe SelengkapnyaAUEhE.